*Momen Paling Emosional Final Liga Champions, Tifo Xana Enrique

Cakra303.com - 03/Jun/2025

judul

CAKRA303.com - Malam bersejarah Paris Saint-Germain yang menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya berubah menjadi momen penuh emosi bagi sang pelatih, Luis Enrique.

Seusai laga final Liga Champions melawan Inter Milan yang berlangsung di Munich, Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB, Enrique mempersembahkan kemenangan ini untuk mendiang putrinya, Xana Enrique, yang meninggal pada 2019 akibat kanker tulang langka.

PSG tampil luar biasa dan menaklukkan Inter Milan dengan skor telak 5-0, kemenangan terbesar dalam sejarah partai final Liga Champions.

Namun di balik euforia kemenangan, ada momen pribadi yang menyentuh hati banyak orang di stadion.

Begitu peluit panjang dibunyikan, Enrique melepas kaos hitamnya dan mengenakan kaus bertuliskan "Xana Foundation" yang dilengkapi gambar kenangan tahun 2015.

Saat itu, Enrique sukses meraih gelar Liga Champions pertamanya sebagai pelatih Barcelona, dan putri kecilnya, Xana, berlari ke tengah lapangan di Berlin untuk menancapkan bendera kemenangan 3-1 atas Juventus.

Suasana emosional makin terasa ketika para suporter PSG membentangkan sebuah banner besar di tribun, menggambarkan momen yang sama—Xana kecil di tengah lapangan, menjadi simbol kasih dan kenangan abadi.

“Saya sangat bahagia. Itu momen yang sangat emosional saat melihat banner dari para suporter untuk keluarga saya,” ujar Luis Enrique dalam wawancara pascapertandingan, dikutip dari Sky Sports.

Meski telah enam tahun berlalu sejak kepergian putrinya, Enrique mengungkapkan bahwa Xana selalu hadir dalam setiap langkah hidup dan kariernya.

“Namun saya selalu memikirkan putri saya. Itu berarti banyak. Sangat indah, tapi saya tidak perlu menjadi juara Liga Champions untuk mengingat putri saya. Xana selalu bersama kami, terutama ketika kami mengalami kekalahan,” tuturnya penuh haru.

Pelatih berusia 55 tahun itu juga menekankan bahwa keluarganya selalu berusaha melihat cahaya di tengah gelap, bahkan dalam duka terdalam sekalipun.

"Bersama keluarga saya, kami selalu mencoba menikmati hidup dan mengambil pelajaran bahkan dalam momen-momen buruk,” tambahnya.